Petualangan Haji Cilegon: Nikmatnya Ibadah Sistem Syarikah

Petualangan Haji Cilegon: Nikmatnya Ibadah Sistem Syarikah
Sumber: IDNTimes.com

Menjelang tengah malam di Kota Madinah, suasana masih ramai di sekitar Masjid Nabawi. Di tengah hiruk pikuk jemaah haji yang berlalu lalang, terdapat dua sosok yang tengah menikmati momen tersebut dengan tenang.

Aris dan Sodri, dua jemaah haji asal Cilegon, Banten, menemukan kedamaian di sudut yang jarang dilalui, berbincang santai di pinggir tangga Zamzam Tower. Pertemuan tak terduga ini menjadi kesempatan bagi tim Media Center Haji (MCH) 2025 untuk berbincang lebih dalam dengan mereka.

Jemaah Haji Asal Cilegon Menikmati Malam di Madinah

Berbalut pakaian khas santri – sarung, batik lengan panjang, dan peci hitam – Aris dan Sodri menyambut tim MCH dengan ramah. Logat Cilegon yang kental mewarnai percakapan, menciptakan suasana akrab dan hangat.

Aris, yang tergabung dalam Kloter 54 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG), dengan bangga menceritakan pengalamannya berhaji. Ia berbagi cerita tentang perjalanan spiritualnya dan pengalaman tak terlupakan selama di Tanah Suci.

Lebih dari Sekadar Ibadah: Keakraban dan Kuliner Khas Cilegon

Obrolan tak hanya seputar ibadah haji. Percakapan mengalir dengan lancar, menyinggung berbagai hal, dari kehidupan di Cilegon hingga kuliner khas daerahnya.

Aris dan Sodri bercerita tentang makanan favorit mereka di Cilegon, membuat suasana semakin akrab dan menarik. Mereka juga berbagi cerita tentang pengalaman mereka berinteraksi dengan jemaah haji dari berbagai daerah di Indonesia.

Kesempatan ini menjadi pengingat pentingnya aspek sosial dan budaya dalam ibadah haji. Selain ritual ibadah, pertukaran budaya dan keakraban antar jemaah juga menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan spiritual mereka.

Momen Berharga di Tengah Keramaian Masjid Nabawi

Suasana di sekitar Zamzam Tower tetap ramai, bahkan hingga larut malam. Eskalator yang berdampingan dengan tangga tempat mereka duduk tak pernah berhenti beroperasi, membawa gelombang jemaah haji yang tak pernah putus.

Di tengah keramaian tersebut, Aris dan Sodri menemukan kedamaian dan ketenangan. Momen sederhana ini menjadi bukti bagaimana kehangatan dan keakraban dapat ditemukan di tengah hiruk pikuk kehidupan.

Percakapan dengan Aris dan Sodri memberikan perspektif baru tentang pengalaman berhaji. Bukan hanya soal ritual keagamaan, namun juga tentang pertemuan, pertukaran budaya, dan pengalaman berharga yang tercipta di tengah keramaian Tanah Suci.

Kisah Aris dan Sodri menjadi pengingat akan makna ibadah haji yang lebih luas. Selain menunaikan rukun Islam, haji juga menjadi kesempatan untuk mempererat tali silaturahmi dan menikmati keindahan kebersamaan di tengah keberagaman. Pengalaman mereka di Madinah menjadi cerminan dari perjalanan spiritual yang kaya dan berkesan.

Pos terkait