Amuk Warga Solo: Daging Kurban Picu Kemarahan di Balaikota

Amuk Warga Solo: Daging Kurban Picu Kemarahan di Balaikota
Sumber: Kompas.com

Kejadian pengamukan di Balai Kota Solo pada Senin, 9 Juni 2025, mengungkap fakta mengejutkan. Seorang warga Solo berinisial JUM merusak fasilitas publik karena tak mendapatkan jatah daging kurban Idul Adha 2025. Aksi brutalnya ini menyebabkan kerusakan pada mobil dinas, mobil pelayanan, dan kantor di kompleks Balai Kota. Motif di balik kejadian tersebut kini telah terungkap oleh pihak kepolisian.

Polisi berhasil menangkap JUM beberapa jam setelah kejadian. Ia ditemukan bersembunyi di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Solo.

Motif Pengamukan: Kecewa Tak Dapat Daging Kurban

JUM, warga Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota Solo, menyatakan bahwa aksi pengamukannya dilatarbelakangi kekecewaan karena tidak mendapatkan pembagian daging kurban Idul Adha 2025. Ia beranggapan bahwa Balai Kota atau tempat pemotongan hewan kurban adalah tempat yang tepat untuk mendapatkan daging tersebut.

Kasatreskrim Polresta Solo, AKP Prastiyo Triwibowo, menjelaskan bahwa JUM berniat untuk mengambil daging kurban secara langsung, namun harapannya tak terpenuhi. Hal ini menjadi pemicu utama amuknya di Balai Kota.

Riwayat Gangguan Kejiwaan Pelaku

Penyelidikan lebih lanjut mengungkap fakta penting mengenai riwayat kesehatan mental JUM. Terungkap bahwa pelaku memiliki riwayat perawatan sakit gangguan kejiwaan sejak tahun 2023 hingga 2024.

Atas temuan ini, pihak kepolisian berkoordinasi dengan Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr. Arif Zainuddin Kota Solo untuk penanganan lebih lanjut. JUM saat ini tengah menjalani perawatan di rumah sakit untuk observasi kejiwaan.

Kondisi kejiwaan JUM menjadi pertimbangan penting dalam memahami motif dan tindakannya. Pihak berwenang akan terus memantau perkembangan kesehatannya.

Kronologi Kejadian dan Alat yang Digunakan

Kejadian bermula sekitar pukul 05.00 WIB pada Senin, 9 Juni 2025. JUM melakukan aksinya di Kompleks Balai Kota Solo menggunakan senjata berupa tongkat egrek. Alat pertanian yang biasanya digunakan untuk memetik buah ini dimodifikasi dengan ujung tajam berupa celurit.

Ia juga menggunakan paving block yang ditemukan di sekitar lokasi untuk merusak fasilitas di Balai Kota. Petugas Pamdal menemukan JUM setelah mencurigai adanya kerusakan dan pecahan kaca di area tersebut sekitar pukul 12.45 WIB.

Setelah ditangkap, JUM langsung diamankan dan menjalani pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan langkah hukum selanjutnya. Kondisi kejiwaannya yang terganggu turut menjadi pertimbangan dalam proses hukum yang akan dijalani.

Kejadian ini menyoroti pentingnya penanganan masalah kesehatan mental di masyarakat. Perlu adanya peningkatan kesadaran dan akses terhadap layanan kesehatan jiwa untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Pembagian daging kurban juga perlu dikaji ulang agar lebih terorganisir dan merata sehingga dapat menghindari kesalahpahaman dan kejadian serupa.

Pihak berwenang juga meninjau ulang sistem keamanan di Balai Kota Solo pasca kejadian ini untuk mencegah insiden serupa terulang kembali di masa depan. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan aspek keamanan dan kesejahteraan masyarakat.

Dengan terungkapnya motif dan kondisi pelaku, diharapkan kejadian ini dapat menjadi pembelajaran untuk meningkatkan pengawasan dan penanganan masalah kesehatan mental, serta optimalisasi distribusi bantuan sosial agar lebih merata dan tertib.

Pos terkait