Stres dan Cacar Api: Hubungan Tak Terduga yang Perlu Diwaspadai
Cacar api, atau herpes zoster, merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster, virus yang sama dengan penyebab cacar air. Meskipun umumnya menyerang orang dewasa berusia lanjut, kenyataannya, cacar api juga dapat menyerang kelompok usia lebih muda, bahkan remaja dan dewasa muda. Penting untuk memahami faktor-faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terkena penyakit ini.
Stres: Pemicu Utama Cacar Api pada Dewasa Muda
Dr. Frieda, Sp.DVE, dokter spesialis dermatologi dan venereologi lulusan Universitas Sebelas Maret (UNS), menekankan peran stres sebagai faktor utama pencetus cacar api pada dewasa muda. Ia menjelaskan bahwa stres meningkatkan kadar hormon kortisol dan katekolamin dalam tubuh.
Hal ini kemudian menurunkan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, risiko reaktivasi virus cacar api meningkat hingga 47 persen. Banyak pasiennya yang berusia 20-30 tahun, seringkali mereka yang bekerja di kantor dengan jam kerja panjang dan pola makan yang tidak teratur.
Faktor Risiko Lain yang Meningkatkan Kemungkinan Terkena Cacar Api
Selain stres, beberapa faktor lain juga meningkatkan risiko terkena cacar api. Riwayat keluarga dengan cacar api meningkatkan risiko hingga 2,4 kali lipat. Kondisi ini menunjukkan adanya faktor genetik yang mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap virus.
Pasien lanjut usia dengan penyakit komorbid, terutama diabetes yang tidak terkontrol, juga berisiko tinggi. Hiperglikemia atau kadar gula darah tinggi menurunkan respons imun seluler, mempercepat reaktivasi virus. Risiko terkena cacar api pada kelompok ini mencapai sekitar 40 persen.
Penyakit Komorbid Lainnya dan Risiko Cacar Api
Penyakit kardiovaskular meningkatkan risiko terkena cacar api sekitar 34 persen. Penyakit autoimun juga meningkatkan risiko hingga dua kali lipat.
Pasien dengan HIV/AIDS menghadapi risiko yang jauh lebih tinggi, yaitu 3,2 kali lipat. Sementara itu, pasien dengan gangguan pernapasan seperti asma dan PPOK memiliki risiko meningkat sekitar 30 persen. Semua kondisi ini menunjukkan bagaimana sistem kekebalan tubuh yang lemah meningkatkan kerentanan terhadap cacar api.
Gejala dan Pencegahan Cacar Api
Cacar api ditandai dengan ruam atau bintil berisi cairan yang terpusat di satu sisi tubuh. Gejala lain yang sering muncul adalah demam dan nyeri.
Penting untuk menjaga gaya hidup sehat, termasuk mengelola stres, untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mengurangi risiko terkena cacar api. Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan.
Kesimpulannya, cacar api tidak hanya menyerang lansia. Dewasa muda, terutama mereka yang mengalami stres tinggi dan memiliki penyakit komorbid, juga rentan. Memahami faktor-faktor risiko dan menjaga kesehatan secara menyeluruh sangat penting untuk mencegah penyakit ini. Pentingnya deteksi dini dan penanganan yang tepat juga tak kalah krusial untuk meminimalisir dampak negatifnya.