Gen Z vs Milenial: Rahasia ChatGPT Terungkap Bos OpenAI

Gen Z vs Milenial: Rahasia ChatGPT Terungkap Bos OpenAI
Sumber: Kompas.com

Generasi Z dan Milenial memiliki cara berbeda dalam memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT. Hal ini terungkap dari pernyataan CEO OpenAI, Sam Altman, yang menyoroti perbedaan kebutuhan dan tujuan penggunaan ChatGPT antara kedua generasi tersebut. Penggunaan yang beragam ini menimbulkan kekhawatiran sekaligus optimisme terhadap masa depan AI.

Perbedaan penggunaan ChatGPT antara Gen Z dan Milenial sangat signifikan. Altman sendiri telah menjelaskan perbedaan tersebut dalam sebuah acara.

Gen Z: ChatGPT Sebagai “Penasihat Hidup”

Generasi Z (lahir 1997 ke atas) cenderung menjadikan ChatGPT sebagai penasihat dalam berbagai aspek kehidupan. Mereka tidak hanya menggunakannya untuk tugas sekolah atau pekerjaan.

ChatGPT membantu Gen Z dalam pengambilan keputusan penting, mulai dari masalah percintaan hingga perencanaan karier. Altman menekankan ketergantungan Gen Z pada ChatGPT untuk berbagai keputusan.

Mereka membangun “alur kerja” dengan ChatGPT, mengintegrasikannya ke dalam dokumen pribadi dan membuat *prompt* yang dapat digunakan berulang kali. Hal ini menjadikan ChatGPT seperti sistem operasi pribadi bagi mereka.

Milenial: ChatGPT Sebagai Mesin Pencari Alternatif

Berbeda dengan Gen Z, Milenial (lahir 1981-1996) memanfaatkan ChatGPT secara lebih praktis. Mereka melihatnya sebagai pengganti mesin pencari seperti Google.

Milenial menggunakan ChatGPT untuk mencari informasi secara cepat dan ringkas. Mereka mencari data atau jawaban singkat, bukan sebagai pendamping pengambilan keputusan pribadi seperti yang dilakukan Gen Z.

Penggunaan ChatGPT oleh Milenial lebih fokus pada efisiensi dalam mencari informasi. Mereka cenderung tidak bergantung pada ChatGPT untuk keputusan-keputusan personal.

Dampak dan Implikasi Penggunaan ChatGPT

Data menunjukkan mayoritas pengguna aktif ChatGPT berasal dari Gen Z (usia 18-24 tahun). Mereka mengintegrasikan ChatGPT ke dalam rutinitas harian, dari membuat esai hingga mengambil keputusan besar.

Kenaikan penggunaan ChatGPT di kalangan remaja Amerika Serikat juga signifikan. Angka pengguna ChatGPT untuk kebutuhan sekolah meningkat dari 13 persen pada 2023 menjadi 26 persen pada 2024.

Tingginya penggunaan ChatGPT oleh kaum muda memicu kekhawatiran. Beberapa pihak mengusulkan regulasi dan bahkan larangan penggunaan AI sebagai “pendamping digital” bagi anak-anak.

Meskipun ada kekhawatiran, Altman tetap optimis. Ia menekankan pentingnya membangun AI yang berevolusi dan beradaptasi dengan pengguna seiring waktu. Ini menunjukkan bahwa adaptasi dan perkembangan teknologi AI akan terus berlanjut.

Kesimpulannya, perbedaan dalam penggunaan ChatGPT antara Gen Z dan Milenial mencerminkan perbedaan gaya hidup dan prioritas kedua generasi. Gen Z melihatnya sebagai alat yang personal dan integral dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan Milenial lebih memfokuskan pada aspek fungsionalitasnya sebagai mesin pencari informasi. Perkembangan ini menimbulkan tantangan dan peluang baru dalam pengembangan dan regulasi AI di masa depan.

Pos terkait