Viral di media sosial, sebuah video memperlihatkan warga negara asing (WNA) yang tampak marah dan melontarkan makian kepada Pemerintah Indonesia. Amarahnya dipicu oleh aktivitas pertambangan di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut, video tersebut ternyata hanyalah konten manipulatif yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI).
Kejadian ini menimbulkan keresahan di masyarakat, terlebih di tengah protes yang telah lama berlangsung terkait pertambangan nikel di Raja Ampat, terutama setelah pembukaan lahan di Pulau Gag.
Video WNA Marah: Konten Manipulatif Berbasis AI
Video yang menampilkan WNA marah tersebut menyebar luas di berbagai platform media sosial, termasuk Facebook dan Instagram Reels. Beberapa akun yang menyebarkan video tersebut turut menambahkan narasi yang memperkuat sentimen negatif terhadap pemerintah.
Narasi yang beredar cenderung provokatif, mengarah pada kesimpulan bahwa pemerintah Indonesia lalai dan tidak peduli terhadap kerusakan lingkungan akibat pertambangan.
Proses Verifikasi Fakta oleh Tim Kompas.com
Tim Cek Fakta Kompas.com melakukan penyelidikan mendalam untuk memverifikasi kebenaran video tersebut. Proses verifikasi melibatkan penggunaan beberapa tools deteksi deepfake yang terpercaya.
Pertama, Deepware, sebuah tools deteksi deepfake yang dikembangkan oleh Zemana, digunakan untuk menganalisis video.
Hasil Analisis Deepware
Hasil analisis Deepware menunjukkan probabilitas 78 persen bahwa video tersebut merupakan deepfake. Artinya, video tersebut kemungkinan besar telah dimanipulasi menggunakan teknologi AI.
Hal ini menjadi indikasi kuat bahwa video tersebut bukanlah rekaman asli, melainkan hasil rekayasa digital.
Hasil Analisis Hive Moderation
Selain Deepware, Tim Cek Fakta Kompas.com juga menggunakan Hive Moderation, sebuah tools lain yang dikenal efektif dalam mendeteksi konten AI-generated.
Hasil analisis Hive Moderation bahkan lebih signifikan, menunjukkan probabilitas 97 persen bahwa video tersebut dihasilkan oleh AI.
Kesimpulan dan Implikasi
Kesimpulannya, video WNA yang marah-marah terkait pertambangan di Raja Ampat adalah konten manipulatif atau deepfake yang dibuat menggunakan kecerdasan buatan. Kedua tools deteksi deepfake yang digunakan, Deepware dan Hive Moderation, memberikan hasil yang konsisten.
Penyebaran konten manipulatif seperti ini sangat berbahaya karena dapat memicu perpecahan dan menimbulkan opini publik yang salah. Penting bagi masyarakat untuk selalu waspada dan melakukan verifikasi informasi sebelum mempercayainya dan menyebarkannya lebih lanjut. Kejadian ini juga menyoroti perlunya literasi digital yang lebih baik di kalangan masyarakat untuk menghadapi tantangan informasi yang semakin kompleks di era digital.
Perlu diingat, permasalahan lingkungan di Raja Ampat tetap menjadi isu yang penting dan memerlukan perhatian serius dari semua pihak. Namun, kita harus berhati-hati dalam mengonsumsi dan menyebarkan informasi, agar tidak terjebak oleh konten manipulatif yang menyesatkan.