Tim bulu tangkis Indonesia pulang dengan medali perunggu dari Piala Sudirman 2025. Hasil ini mengecewakan, memicu evaluasi menyeluruh dari PBSI.
Wakil Ketua Umum PBSI sekaligus Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga, Taufik Hidayat, memimpin evaluasi tersebut.
Kekurangan di Lima Sektor, Titik Lemah Terungkap
Taufik Hidayat menyoroti ketidakmerataan kekuatan di lima sektor.
Hal ini menjadi faktor penentu kekalahan melawan Korea Selatan, tim yang lebih kuat dan konsisten.
Tunggal putri menjadi sektor yang paling perlu ditingkatkan.
Indonesia masih jauh dari kekuatan merata seperti China, yang konsisten di semua sektor.
Bahkan melawan China di final pun akan sulit karena kekuatan mereka yang stabil di semua sektor.
Perjalanan Panjang Menuju Emas Piala Sudirman
Indonesia terakhir kali juara Piala Sudirman pada 1989.
Meskipun enam kali mencapai final setelahnya, gelar juara masih belum dapat direbut kembali.
Taufik Hidayat menekankan perlunya proses panjang dan sinergi.
Chemistry dan komunikasi antara pengurus, pelatih, dan atlet menjadi kunci kesuksesan.
Butuh waktu untuk membangun tim yang solid dan berprestasi di level internasional.
Apresiasi dan Langkah ke Depan
Taufik Hidayat tetap mengapresiasi perjuangan para atlet.
Medali perunggu merupakan bukti kerja keras dan komitmen mereka.
Evaluasi menyeluruh akan dilakukan untuk mengidentifikasi kelemahan dan memperkuat sektor yang kurang.
Timnas bulu tangkis Indonesia kembali ke Tanah Air dengan 34 orang, termasuk atlet, pelatih, dan staf pendukung.
Enam atlet langsung berangkat ke Taipei untuk mengikuti Taipei Open 2025.
Perjalanan menuju emas Piala Sudirman memang panjang dan membutuhkan kerja keras dari semua pihak. Namun, dengan evaluasi yang tepat dan peningkatan di sektor-sektor yang lemah, Indonesia dapat menatap masa depan bulu tangkis dengan optimisme.