Produsen kendaraan listrik asal China, GAC Aion, kini telah menancapkan kukunya di Asia Tenggara dengan dua fasilitas produksi di Indonesia dan Thailand. Kedua pabrik ini bukan sekadar strategi ekspansi, tetapi juga cerminan adaptasi GAC Aion terhadap dinamika pasar regional.
Kehadiran pabrik di dua negara dengan pasar terbesar di Asia Tenggara ini merupakan strategi terukur yang mempertimbangkan regulasi masing-masing negara dan optimalisasi biaya produksi. Langkah ini juga membuka peluang ekspansi ekspor yang lebih luas.
Strategi Dua Pabrik: Saling Melengkapi, Bukan Bersaing
President of GAC International, Wei Haigang, menjelaskan bahwa pabrik di Indonesia dan Thailand dirancang untuk saling melengkapi, bukan bersaing.
Lokasi produksi akan disesuaikan dengan permintaan pasar masing-masing negara. Jenis kendaraan yang diproduksi pun akan berbeda.
Pabrik di Thailand, yang telah beroperasi sejak Januari 2024, akan memproduksi kendaraan kecil dan menengah dengan harga terjangkau.
Sementara itu, pabrik di Indonesia akan fokus pada kendaraan yang lebih besar, seperti SUV dan MPV 7-seater.
GAC Aion di Thailand: Fokus Kendaraan Terjangkau
Berlokasi di kawasan industri Rayong, Thailand, pabrik GAC Aion di negara tersebut merupakan basis produksi luar negeri pertama mereka.
Investasi mencapai 64,8 juta dollar AS (sekitar Rp 972 miliar) dengan kapasitas produksi 50.000 unit per tahun.
Fase pertama pembangunan ditargetkan selesai Juli 2025, dengan Aion Y Plus versi setir kanan sebagai model awal produksi.
Lokasi Strategis dan Kapasitas Produksi
Kawasan industri Rayong, bagian dari Eastern Economic Corridor (EEC), dipilih karena lokasinya yang strategis.
Kapasitas produksi 50.000 unit per tahun menunjukkan komitmen GAC Aion untuk memenuhi permintaan pasar di Thailand dan sekitarnya.
GAC Aion di Indonesia: Kolaborasi dan Fokus Kendaraan Premium
Di Indonesia, GAC Aion menjalin kerjasama dengan Indomobil Group melalui skema joint venture.
Indomobil Group memegang 51 persen saham, sementara GAC Aion memiliki 49 persen.
Pabrik berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat, dibangun oleh PT National Assemblers, anak perusahaan Indomobil Group.
Investasi mencapai Rp 1 triliun dengan kapasitas produksi awal 20.000 unit per tahun, yang akan ditingkatkan hingga 50.000 unit per tahun.
Model Kendaraan dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
Pabrik di Purwakarta mampu memproduksi berbagai jenis EV, mulai dari BEV, HEV, PHEV, hingga REEV.
Aion V menjadi model pertama yang diproduksi, saat ini telah mencapai TKDN 40 persen.
Kerjasama dengan Indomobil Group dinilai penting untuk memenuhi persyaratan TKDN dan memahami karakteristik pasar Indonesia.
Strategi joint venture dipilih karena sesuai dengan pengalaman GAC Aion dalam menjalin kemitraan dengan merek besar seperti Honda dan Toyota di pasar China.
Dengan dua pabrik yang saling melengkapi di Indonesia dan Thailand, GAC Aion siap untuk menguasai pasar kendaraan listrik di Asia Tenggara. Perbedaan fokus produksi di kedua negara ini mencerminkan pemahaman GAC Aion akan kebutuhan dan karakteristik pasar masing-masing, sebuah strategi yang tampaknya cerdas dan terukur.
Keberhasilan GAC Aion di pasar ini bergantung pada kemampuannya untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan tren dan permintaan pasar, serta keberlanjutan kerjasama strategis yang telah terbangun.