Pasar mobil bekas di Indonesia terus bertransformasi, mengikuti perubahan kebutuhan dan preferensi konsumen. Tren ini membawa beberapa jenis kendaraan ke pinggir, salah satunya mobil manual dua baris. Penurunan minat terhadap jenis mobil ini cukup signifikan, terbukti dari sulitnya penjualan dan minimnya stok di beberapa pedagang.
Pergeseran tren ini mendorong para pedagang untuk lebih selektif dalam memilih stok mobil bekas. Mereka lebih fokus pada jenis mobil yang lebih mudah terjual dan sesuai dengan permintaan pasar saat ini.
Mobil Manual Dua Baris: Kian Sulit Dijual
Rama, seorang pedagang mobil bekas di Rempoa, Tangerang Selatan, merasakan langsung dampak tren ini. Ia mengaku sudah berhenti mengambil unit mobil manual dua baris karena sulitnya penjualan. Mobil-mobil ini, menurutnya, sulit bersaing bahkan dengan mobil baru yang sejenis.
Rama mengungkapkan, mobil baru bertransmisi manual saja sudah jarang diminati, apalagi mobil bekas. Kondisi ini membuat stok mobil manual dua baris di tempatnya menumpuk dan lama terjual.
Beberapa model yang mengalami penurunan permintaan meliputi Toyota Yaris dan Honda Brio versi manual. Walaupun populer di pasar mobil baru, versi transmisi manualnya justru kurang diminati di pasar mobil bekas.
Faktor Penurunan Minat Konsumen
Konsumen mobil bekas saat ini cenderung memprioritaskan fungsionalitas dan kepraktisan. Mobil yang sesuai untuk mobilitas harian dan usaha menjadi pilihan utama. Mobil dua baris, menurut Rama, lebih cocok untuk individu atau keluarga kecil dengan kebutuhan yang spesifik.
Karakter mobil dua baris yang dianggap kurang fungsional untuk penggunaan sehari-hari membuat daya tariknya menurun. Mobil ini kurang ideal bagi keluarga besar atau mereka yang membutuhkan kapasitas angkut yang besar.
Kebutuhan akan kendaraan yang mampu menunjang kegiatan usaha juga turut mempengaruhi pilihan konsumen. Mobil yang cocok untuk layanan transportasi online, misalnya, lebih mudah terjual.
Alternatif yang Lebih Diminati: Mobil Tiga Baris
Berbeda dengan mobil manual dua baris, mobil tiga baris seperti Toyota Calya justru semakin populer. Kapasitas angkutnya yang lebih besar menjadi daya tarik utama.
Toyota Calya, misalnya, cocok digunakan untuk berbagai keperluan. Kemampuannya untuk mengangkut lebih banyak penumpang menjadikannya pilihan ideal bagi keluarga besar maupun untuk layanan transportasi online.
Selain itu, konsumen lebih memilih mobil matik dibandingkan mobil manual, terutama untuk penggunaan harian yang intensif. Mobil manual dianggap kurang praktis dan nyaman, terutama di tengah kemacetan lalu lintas.
Pergeseran preferensi konsumen ini menciptakan perubahan signifikan dalam pasar mobil bekas. Para pedagang perlu beradaptasi dengan cepat agar tetap kompetitif. Fokus pada jenis mobil yang sesuai dengan tren terkini menjadi kunci keberhasilan.
Kesimpulannya, pasar mobil bekas terus mengalami dinamika. Pergeseran preferensi konsumen terhadap fungsionalitas dan kapasitas angkut kendaraan, serta tren beralih ke transmisi otomatis, telah membuat mobil manual dua baris kurang diminati. Pedagang mobil bekas pun harus menyesuaikan strategi bisnisnya dengan tren pasar yang selalu berubah.