iPhone di AS? Syarat Tim Cook Bikin Heboh!

iPhone di AS? Syarat Tim Cook Bikin Heboh!
Sumber: Liputan6.com

Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, baru-baru ini mengungkapkan percakapannya dengan CEO Apple, Tim Cook, mengenai kemungkinan produksi iPhone di Amerika Serikat. Wacana ini menarik perhatian mengingat tingginya biaya produksi di AS dan ketergantungan Apple pada manufaktur di Tiongkok.

Lutnick menanyakan langsung kepada Cook kapan Apple akan memulai produksi iPhone di Amerika Serikat. Jawaban Cook mengejutkan, ternyata tergantung pada satu faktor utama: perkembangan teknologi robotik.

Bacaan Lainnya

Syarat Penting Produksi iPhone di AS: Teknologi Robotik

Tim Cook menekankan pentingnya teknologi robotik yang canggih untuk mendukung produksi iPhone di AS. Ia membutuhkan lengan robotik dengan presisi dan skala tinggi untuk menunjang proses produksi yang kompleks.

Pernyataan Cook ini menunjukkan bahwa otomatisasi menjadi kunci untuk mengatasi perbedaan biaya tenaga kerja yang signifikan antara AS dan Tiongkok.

Pergeseran Strategi Produksi: India sebagai Alternatif

Sebagai respons terhadap tarif impor yang tinggi dari pemerintahan Donald Trump, Apple berencana memindahkan produksi iPhone untuk pasar AS ke India. Langkah ini dianggap sebagai strategi untuk menghindari beban biaya tambahan yang signifikan.

Rencana ini diperkirakan akan terealisasi pada awal tahun 2026, jauh lebih cepat dari perkiraan para investor. Targetnya adalah memasok lebih dari 60 juta unit iPhone ke AS setiap tahunnya.

Untuk mencapai target tersebut, mitra manufaktur Apple, Foxconn, perlu meningkatkan kapasitas produksinya di India secara drastis dalam waktu kurang dari setahun. Tantangan ini cukup besar mengingat investasi selama hampir dua dekade yang dibutuhkan Apple untuk mencapai skala produksi saat ini di Tiongkok.

Ketergantungan Apple pada Manufaktur Tiongkok dan Konsekuensinya

Selama bertahun-tahun, Apple sangat bergantung pada Tiongkok sebagai pusat manufaktur utama. Hal ini memungkinkan mereka untuk memproduksi iPhone, Mac, dan perangkat lainnya dalam skala besar dengan biaya yang relatif rendah.

Namun, ketergantungan ini juga membawa risiko, terutama terkait dengan tarif perdagangan. Tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden Trump memaksa Apple untuk mencari alternatif strategi produksi.

Sebagai contoh, di awal April, Apple mengirimkan jutaan unit iPhone langsung dari India ke Amerika Serikat untuk mengantisipasi dampak tarif impor. Ini menunjukkan upaya Apple untuk mengurangi ketergantungan pada Tiongkok.

Perang dagang antara AS dan Tiongkok juga berdampak signifikan pada Apple, mengakibatkan penurunan kapitalisasi pasar hingga USD 700 miliar.

Pengembangan Pabrik iPhone di India

Saat ini, Apple tengah mengembangkan kapasitas produksi di India melalui kolaborasi dengan Tata Electronics dan Foxconn. Langkah ini sejalan dengan strategi diversifikasi manufaktur Apple untuk mengurangi risiko ketergantungan pada satu negara.

Meskipun Trump sempat memberikan pengecualian sementara untuk impor produk elektronik dari Tiongkok, ancaman tarif impor tinggi tetap ada. Hal ini mendorong Apple untuk mempercepat pengembangan pabrik di India.

Ke depannya, perlu dilihat bagaimana strategi diversifikasi manufaktur Apple akan berkembang. Apakah mereka berhasil mengurangi ketergantungan pada Tiongkok dan memperluas produksi di AS dan India sesuai rencana?

Perkembangan teknologi robotik juga akan menjadi faktor penentu dalam rencana produksi iPhone di AS. Jika teknologi robotik mampu menyamai efisiensi dan presisi tenaga kerja manusia dengan biaya yang kompetitif, maka mimpi produksi iPhone di AS bisa terwujud.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *